Terkait optimisme Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan lebih baik, Ketua Umum Aliansi Indonesia (AI) H. Djoni Lubis mengamininya.
“Ya, pertama kita harus tumbuh kembangkan pikiran-pikiran positif di antaranya optimisme dan kepercayaan,” kata H. Djoni Lubis mengawali.
Optimisme yang dimaksud oleh H. Djoni Lubis itu bukan asal optimis, namun didasari penalaran yang terukur dengan didukung data-data terkait rekam jejak dan sebagainya.
“Ada saatnya di tahap wacana, di saat itu kita semua bebas menyampaikan apa saja selama itu konstruktif dan bertujuan baik. Pro kontra itu hal yang wajar di sebuah negara yang demokratis. Akan tetapi begitu sudah menjadi ketetapan dan itu sah secara konstitusional, kita harus menyatukan hati dan pikiran. Satukan tekad untuk membangun bangsa dan negara dengan apa yang sudah ditetapkan secara konstitusional itu,” paparnya.
Komposisi pimpinan KPK yang diketuai oleh Firli Bahuri dan Dewan Pengawas KPK, kata H. Djoni Lubis, sudah melalui proses yang konstitusional, perdebatan sudah saatnya diakhiri diganti dengan dukungan, bantuan sekaligus pengawasan.
“Presiden saja ada yang mengawasi, yaitu DPR. Hakim-hakim ada yang mengawasi yaitu Komisi Yudisial. Di TNI ada CPM, di Polri ada Propam selain Irwasum dan Irwasda. Di setiap tingkat pemerintahan ada inspektorat dan seterusnya. Jadi ada lembaga-lembaga negara yang sailing mengawasi, selain pengawaasan internal. Dan di atas pengawas-pengawas itu ada pengaws yang paling tinggi yaitu rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara,” Ketua Umum AI menjelaskan.
Namun rakyat dalam melakukan pengawasan juga diatur melalui sejumlah regulasi, sehingga rakyat perlu memiliki legalitas yang cukup untuk melakukan pengawasan.
“Jadi kalau ada pertanyaan KPK diawasi oleh Dewan Pengawas, lalu Dewan Pengawas KPK siapa yang mengawasi? Ya rakyat. Rakyat yang mana? Rakyat Aliansi Indonesia, dan saya selaku Ketua Umum yang bertanggung jawab,” imbuhnya.
Sehingga daripada menghabiskan energi dengan selalu berpikiran negatif, berprasangka buruk dan menyebarkan pesimisme serta nyiyirisme, lebih baik ikut berperan dalam melakukan pengawasan umtuk membantu dan mendorong KPK menjadi lebih baik.
Lebih baik, menurut H. Djoni Lubis, ada 2 tolok ukur yaitu kuantitas dan kualitas.
"Kuantitas itu menyangkut jumlah kasus yang berhasil diselesaikan, sedangkan kualitas menyangkut bobot suatu kasus sampai dengan nilai uang negara yang berhasil diselamatkan. Tentu diharapkan elbih baik dari kuantitas maupun kualitas, dan sekurang-kurangnya lebih baik dalam salah satunya" jelasnya.
Kemudian untuk menjalankan fungsi pengawasan itu agar berjalan dengan baik, bukan sekedar untuk mengkritisi namun juga memberikan masukan konstruktif sampai dengan memberikan solusi, seluruh jajaran pengurus Aliansi Indonesia harus terus-menerus meng-update dan meng-upgrade dirinya dengan terus belajar serta menyerap berbagai macam informasi dan ilmu.
“Jangan cepat berpuas diri, harus terus belajar dan belajar. Dunia berkembang sedemikian cepat, pola atau modus korupsi pun semakin canggih, jika berhenti dan berpuas diri ya akan ketinggalan dan tidak bisa berperan secara optimal,” kata Ketua Umum AI.
Selain memberikan instruksi secara umum kepada seluruh jajaran pengurus AI, H. Djoni Lubis juga memberikan instruksi secara khusus kepada Wakil Ketua Umum Ai yang sekaligus Pemimpin Redaksi Media AI agar berperan lebih aktif dalam membantu memerangi korupsi, khususnya untuk Stop dan Cegah Korupsi.
“Bantu dan dorong semua jajaran pengurus melalui media. Peran media sangat penting baik dalam memberikan informasi maupun untuk melakukan pengawasan,” ujar H. Djoni Lubis.
Selain itu untuk jajaran pengurus terutama di daerah yang “tertidur”, H. Djoni Lubis menginstruksikan agar dilakukan pembinaan secara berkelanjutan.
“Jangan sampai SK diberikan lalu dibiarkan begitu saja. Jangan sampai pengurus daerah tingkat DPD, DPC, DPAC sampai DEPIRA seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Gunakan kewenangan anda sebagai Wakil Ketua Umum,” tegasnya.
Sudah waktunya seluruh potensi di Aliansi Indonesia benar-benar diberdayakan sesuai Motto, Visi dan Misi Aliansi Indonesia.
“Sudah waktunya Aliansi Indonesia mengambil peran lebih penting dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Ketua Umum AI mengakhiri.